TES

MyCSSMenu Save Document [+] Open Visual Interface

Selasa, 27 September 2011

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kls Kontrol 1
RPP KONVENSIONAL INSTALASI LISTRIK

RPP INSTALASI LISTRIK

Senin, 30 Mei 2011

TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTIK 1

DOWNLOAD
BUKU TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTIK JILID 1

TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTIK JILID 1
Untuk SMK
Penulis Utama : Prih Sumardjati
                        Sofian Yahya
                       Ali Mashar
Editor            : Miftahu Soleh

DAFTAR ISI
1. BAHAYA LISTRIK DAN SISTEM PENGAMANANNYA
1.1. Pendahuluan
1.2. Bahaya Listrik
1.3. Bahaya Listrik bagi Manusia
1.3.1. Dampak sengatan listrik bagi manusia
1.3.2. Tiga faktor penentu tingkat bahaya listrik
1.3.3. Proses Terjadinya Sengatan Listrik
1.3.4. Tiga faktor penentu keseriusan akibat sengatan listrik
1.3.5. Kondisi-kondisi Berbahaya
1.3.6. Sistem Pengamanan terhadap Bahaya Listrik
1.3.7. Alat Proteksi Otomatis
1.3.8. Pengaman pada peralatan portabel
1.3.9. Prosedur Keselamatan Umum
1.3.10. Prosedur Keselamatan Khusus
1.4. Bahaya Kebakaran dan Peledakan
1.4.1. Penyebab Kebakaran dan Pengamanan
1.5. Sistem – IP berdasarkan DIN VDE 0470

2. INSTALASI LISTRIK
2.1. Pendahuluan
2.1.1. Sejarah Penyediaan Tenaga Listrik
2.1.2. Peranan Tenaga Listrik
2.1.3. Instalasi Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik
2.1.4. Jaringan Listrik
2.1.5. Alat Pengukur dan Pembatas (APP)
2.1.6. Panel Hubung Bagi (PHB)
2.1.7. Penghantar
2.1.8. Beban Listrik
2.1.9. Perhitungan Arus Beban
2.1.10. Bahan Kebutuhan Kerja Pemasangan Instalasi Listrik
2.2. Peraturan Instalasi Listrik
2.2.1. Sejarah Singkat
2.2.2. Maksud dan Tujuan PUIL-2000
2.2.3. Ruang Lingkup
Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008

TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTIK 2

DOWNLOAD BUKU 
TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTIK JILID 2


TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTIK JILID 2 Untuk SMK
Penulis Utama : Prih Sumardjati
                        Sofian Yahya
                       Ali Mashar
Editor            : Miftahu Soleh

DAFTAR ISI
3. PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA
3.1. Alat-Alat Laundry
3.1.1. Seterika Listrik
3.1.2. Mesin Cuci Pakaian
3.1.3. Mesin Pengering Pakaian
3.1.4. Mesin Cuci Piring
3.1.5. Mesin Pembersih Vakum

3.2. Alat-Alat Memasak
3.2.1. Toaster
3.2.2. Kompor Listrik
3.2.3. Microwave Oven
3.3. Alat-Alat Pemanas & Pendingin
3.3.1. Pengering Rambut
3.3.2. Kulkas dan Freezer
3.3.3. Alat Pendingin Ruangan
3.3.4. Alat Pemanas Air

4. SISTEM PENGENDALIAN
4.1. Sistem Pengendali Elektronik
4.1.1. Pendahuluan
4.1.2. Pengendali Tidak Kontinyu
4.1.3. Pengendali Dua-Posisi
4.1.4. Pengendali Kontinyu
4.1.5. Pengendali Campuran
4.1.6. Pengendali Elektronik
4.2. Sistem Pengendali Elektronika Daya
4.2.1. Pendahuluan
4.2.2. Komponen Semikonduktor Daya
4.2.3. Penyearah
4.2.4. Pengendali Tegangan AC
4.2.5. Kontrol Kecepatan dan Daya Motor Induksi Fasa Tiga
4.2.6. Persiapan, Pengoperasian, dan Pemeriksaan Pengendali Elektronika Daya
4.3. Sistem Pengendalian Motor
4.3.1. Kontaktor Magnit
4.3.2. Kontak Utama dan Kontak Bantu
4.3.3. Kontaktor Magnit dengan Timer
4.3.4. Rele Pengaman Arus Lebih (Thermal Overload Relay)
4.3.5. Mengoperasikan dan Memelihara Sistem Pengendali Elektromagnetik
4.4. Elektro Pneumatik
4.4.1. Pendahuluan
4.4.2. Simbol-Simbol
4.4.3. Sistem Komponen
Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008

TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTIK

DOWNLOAD BUKU TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTIK JILID 3 FOR SMK

Prih Sumardjati, Sofian Yahya, Ali Mashar
TEKNIK PEMANFAATAN
TENAGA LISTIK
JILID 3

DAFTAR ISI

5. MESIN LISTRIK ..................................................................... 353
5.1. Transformator Satu Fasa ........................................................  356
5.1.1. Konstruksi dan Prinsip Kerja ............................................... 356
5.1.2. Transformator Ideal
5.1.3. Transformator Berbeban
5.1.4. Pengujian Transformator
5.1.5. Paralel Transformator
5.2. Transformator Tiga Fasa
5.2.1. Konstruksi Transformator
5.2.2. Hubungan Transformator Tiga Fasa
5.2.3. Pengujian Transformator Tiga Fasa
5.3. Transformator Khusus
5.3.1. Autotransformator
5.3.2. Transformator Pengukuran
5.4. Generator Arus Searah
5.4.1. Konstruksi Mesin Arus Searah
5.4.2. Tegangan Induksi
5.4.3. Reaksi Jangkar
5.4.4. Hubungan Generator Arus Searah
5.4.5. Efisiensi
5.4.6. Karakteristik Generator
5.5. Motor Arus Searah
5.5.1. Prinsip Dasar
5.5.2. Persamaan Tegangan dan Daya
5.5.3. Torsi
5.5.4. Rugi-rugi Daya dan Efisiensi
5.5.5. Macam-macam Hubungan Motor Arus Searah
5.5.6. Karakteristik Motor Arus Searah
5.6. Motor Induksi Tiga Fasa
5.6.1. Konstruksi dan Prinsip Kerja
5.6.2. Frekuensi dan Slip Rotor
5.6.3. Rangkaian Ekuivalen
5.6.4. Torsi dan Daya
5.6.5. Penentuan Parmeter Motor Induksi
5.6.6. Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa
5.6.7. Pemilihan Motor
5.7. Generator Sinkron
5.7.1. Pendahuluan
5.7.2. Konstruksi
5.7.3. Prinsip Kerja
5.7.4. Alternator Tanpa Beban
5.7.5. Alternator Berbeban
5.7.6. Menentukan Resistansi dan Reaktansi
5.7.7. Pengaturan Tegangan
5.7.8. Kerja Paralel Alternator
5.8. Motor Sinkron
5.8.1. Prinsip Kerja
5.8.2. Motor Saat Berbeban
5.8.3. Daya Dihasilkan Motor Sinkron
5.8.4. Efisiensi Motor Sinkron
5.8.5. Kurva V Motor Sinkron
5.8.6. Pengasutan Motor Sinkron
5.9. Motor Satu Fasa
5.9.1. Pendahuluan
5.9.2. Motor Induksi Satu Fasa
5.9.3. Motor Seri Satu Fasa (Universal)
5.10. Generator Set
5.10.1. Pendahuluan
5.10.2. Mesin Diesel
5.10.3. Mengoperasikan Generator Set
5.11. Memperbaiki Motor Listrik
5.11.1. Pendahuluan
5.11.2. Perbaikan Dasar Motor Induksi
5.11.3. Membongkar Kumparan Motor
5.11.4. Pelilitan Kumparan Motor
5.11.5. Laporan Pelaksanaan Pekerjaan
6. PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER
6.1. Pendahuluan
6.1.1. Sejarah Perkembangan PLC
6.1.2. Keuntungan Penggunaan PLC
6.1.3. Penggunaan PLC di Industri
6.2. Konsep Logika
6.2.1. Fungsi Logika
6.2.2. Rangkaian PLC dan Simbolik Kontak Logika
6.3. Arsitektur PLC
6.3.1. Perangkat Keras
6.3.2. Arsitektur Internal
6.4. Pemrograman PLC
6.4.1. Bahasa Pemograman PLC
6.4.2. Operasi Pembacaan
6.4.3. Instruksi Dasar PLC
6.4.4. Pemograman dengan CX Programmer
6.4.5. Contoh Program
atatan : buku milik negaraDiterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional

Kamis, 12 November 2009

Landasan Kurikulum

Landasan Kurikulum
Oleh: Abdus Salam

Definisi

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Pembahasan kali ini ialah belajar yang terdapat pada ruanglingkup pendidikan formal, yang mana perubahan prilaku yang dimaksud iaalah merupakan akibat pengalaman peserta didik selama berada dalam suatu jenjang pendidikan formal yang ditempuh.
Pada dasarnya belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon, apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Adanya komunikasi antara guru dan peserta didik menambah sebuah pengalaman baru bagi peserta didik dandapat diukur dari tingkat pemahaman materi yang disampaikan guru. Dengan adanya pengetahuan baru yang didapat peserta didik maka berkonsekwensi pada pola pikir dan tindakan yang dilakukan setelah proses pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Perlu ditekankan bahwa kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat. Landasan kurikulum sangat menentukan apa yang dilakukan dalam proses pembelajaran dan output dari suatu jejnjang pendidikan. Oleh sebab itu landasan kurikulum penting dipahami guna mendesain kurikulum sehingga tujuan diselenggarakannya pendidikan.
Terkait dengan landasan kurikulum Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu: (1) filosofis; (2) psikologis; (3) sosial-budaya; dan (4) ilmu pengetahuan dan teknologi..Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas keempat landasan tersebut.

1. Landasan Filosofis
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti : perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran – aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan. Dengan merujuk kepada pemikiran Ella Yulaelawati (2003), di bawah ini diuraikan tentang isi dari-dari masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum.
a. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut , kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
b. Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.
c. Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan : bagaimana saya hidup di dunia ? Apa pengalaman itu ?
d. Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
e. Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu ? Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses.
Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam pengembangan Model Kurikulum Interaksional.
Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun demikian saat ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme.


2. Landasan Psikologis
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu (1) psikologi perkembangan dan (2) psikologi belajar. Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum. Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.
Masih berkenaan dengan landasan psikologis, Ella Yulaelawati memaparkan teori-teori psikologi yang mendasari Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dengan mengutip pemikiran Spencer, Ella Yulaelawati mengemukakan pengertian kompetensi bahwa kompetensi merupakan “karakteristik mendasar dari seseorang yang merupakan hubungan kausal dengan referensi kriteria yang efektif dan atau penampilan yang terbaik dalam pekerjaan pada suatu situasi“.
Selanjutnya, dikemukakan pula tentang 5 tipe kompetensi, yaitu :
a.motif; sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir secara konsisten atau keinginan untuk melakukan suatu aksi.
b.bawaan; yaitu karakteristik fisik yang merespons secara konsisten berbagai situasi atau informasi.
c.konsep diri; yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang;
d.pengetahuan; yaitu informasi khusus yang dimiliki seseorang; dan
e.keterampilan; yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik maupun mental.

Kelima kompetensi tersebut mempunyai implikasi praktis terhadap perencanaan sumber daya manusia atau pendidikan. Keterampilan dan pengetahuan cenderung lebih tampak pada permukaan ciri-ciri seseorang, sedangkan konsep diri, bawaan dan motif lebih tersembunyi dan lebih mendalam serta merupakan pusat kepribadian seseorang. Kompetensi permukaan (pengetahuan dan keterampilan) lebih mudah dikembangkan. Pelatihan merupakan hal tepat untuk menjamin kemampuan ini. Sebaliknya, kompetensi bawaan dan motif jauh lebih sulit untuk dikenali dan dikembangkan.
Dalam konteks Kurikulum Berbasis Kompetensi, E. Mulyasa (2002) menyoroti tentang aspek perbedaan dan karakteristik peserta didik, Dikemukakannya, bahwa sedikitnya terdapat lima perbedaan dan karakteristik peserta didik yang perlu diperhatikan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, yaitu : (1) perbedaan tingkat kecerdasan; (2) perbedaan kreativitas; (3) perbedaan cacat fisik; (4) kebutuhan peserta didik; dan (5) pertumbuhan dan perkembangan kognitif.
3. Landasan Sosial-Budaya
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat.

Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.
Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia – manusia yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.

Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki sistem-sosial budaya tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota masyarakat. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan lainnya.
Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yang terjadi di sekitar masyarakat.
Israel Scheffer (Nana Syaodih Sukamdinata, 1997) mengemukakan bahwa melalui pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang.
Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya mempertimbangkan, merespons dan berlandaskan pada perkembangan sosial – budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional maupun global.


4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia masih relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan terus semakin berkembang
Akal manusia telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Pada jaman dahulu kala, mungkin orang akan menganggap mustahil kalau manusia bisa menginjakkan kaki di Bulan, tetapi berkat kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada pertengahan abad ke-20, pesawat Apollo berhasil mendarat di Bulan dan Neil Amstrong merupakan orang pertama yang berhasil menginjakkan kaki di Bulan.
Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global dan lokal.
Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dengan standar mutu yang tinggi. Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan canggih, sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning to learn) dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi siatuasi yang ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian..
Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.


Daftar bacaan/refrensi:
Sudrajat, Akhmad. Landasan Kurikulum. Edisi 28 januari 2008. [online]. Tersedia : http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/landasan-kurikulum
Sukirman, Dadang. Landasan Pengembangan Kurikulum. Edisi … [online]. Tersedia : http://kurtek.upi.edu/kurpem/2-landasan.htm
Rosyada, Dede. Landasan Kurikulum. Edisi…. [online]. Tersedia : …